Jambi– Persoalan parkir liar di jalanan Kota Jambi semakin dipertanyakan, pasalnya ulah juru parkir (jukir) liar ini sudah membuat warga resah. Tidak hanya itu, kalanganan UMKM kini mulai mengeluhkan usaha mereka yang mulai sepi lantaran banyak dipenuhi para jukir liar.
“Sekarang buka usaha mulai merosot omset nya, ya salah satu yang bikin sepinya itu adanya tadi para juru parkir liar ini,” kata Dea bukan nama aslinya, saat menyampaikan soal keluhan ulah jukir liar ke awak media, Rabu (30/4/2025).
Dea saat ini tengah membuka usaha di kawasan Talang Banjar Kota Jambi. Dia menjual makan dan minuman disana kawasan itu.
Dia bercerita dulunya ditempat usahanya itu tidak adanya juru parkir liar. Namun belakangan sejak usahanya mulai berjalan aktif, beberapa orang yang tidak menggunakan pakaian lengkap juru parkir resmi mulai hadir.
Mereka tanpa permisi serta menunjukan surat izin parkir mengatur kendaraan warga yang datang ketempat usahanya sambil meminta uang.
“Keadaan itu bikin pelanggan atau warga yang berbelanja mulai merasa risih, dan terkadang enggan lagi mau hadir karena melihat adanya jukir liar itu,” keluhnya.
Terkadang, jukir liar itu datang dengan menggunakan pakaian ala preman dan tidak dilengkapi karcis dan baju lengkap parkir resmi dari Pemda. Jukir-jukir liar ini bahkan kerap membawa teman-teman mereka untuk sekedar duduk dikendaraan milik warga atau pelanggan yang sedang berada ditempat makan ataupun tempat usaha lainnya.
Hal itu juga dibenarkan pula oleh karyawan toko pakaian di kawasan Mayang Kota Jambi. Perempuan 23 tahun itu mengaku jika toko pakaiannya sering kali didatangi para jukir liar. Bahkan jukir liar itu bukan hanya satu orang saja terkadang bisa lebih.
Tidak hanya itu, para jukir liar ini disebut juga memiliki waktu dan jam kerja secara bergantian. Padahal, para jukir liar itu tidak memiliki izin resmi sebagai juru parkir yang dilengkapi karcis serta surat izin dari Dishub Kota Jambi.
“Yang jelas dampak karena jukir liar ini pasti ada lah ya, pertama pembeli malas mau datang, kedua yang biasanya ada pelanggan juga lama-lama kabur ya karena tadi ada biaya parkir. Enak juga jukir nya ramah ini, kadang serem lalu bikin takut warga, jadi bagaimana mau ramai usaha dibuatnya,” ucap karyawan itu yang namanya tak ingin disebutkan.
Bukan Hanya itu saja, terkadang pula, para jukir liar ini mengaku sebagai warga anak kampung sekitar yang butuh kerjaan. Akan tetapi pakaiannya, pakaian ala preman sehingga warga resah dibuatnya.
“Ya tadi mau diusir kita takut, kita sudah sampaikan juga ke warga yang misalnya belanja, jika parkir gratis dan jangan bayar, tetapi warga nya tetap bayar karena mungkin juga takut atau tidak mau ribut. Tetapi kan itu juga malah merugikan yang punya usaha,” ucap karyawan itu.
Bukan hanya pemilik usaha saja yang mengeluh soal Jukir liar itu. Banyak warga Kota Jambi juga mengaku sama alias resah.
Kehadiran jukir liar itu bisa ditemukan baik diberbagai sudut Kota Jambi terutama tempat-tempat usaha UMKM milik warga.
Padahal, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) ini merupakan tulang punggung perekonomian di Indonesia. Hadirnya para pemilik UMKM ini juga tentunya membuka lapangan pekerjaan dan mendukung perekonomian lokal pastinya.
Akan tetapi, keberadaan juru parkir liar sering kali menjadi hambatan bagi pertumbuhan UMKM-UMKM yang sedang berkembang. Hadirnya jukir liar berpakaian preman terkadang juga membebani pelanggan dan mengurangi minat warga untuk berbelanja.
Hal ini pastinya juga sangat berdampak negatif pada citra bisnis para pelaku UMKM di Kota Jambi tentunya. Maraknya dan tumbuh pesatnya para jukir liar ini juga pastinya memberikan ulasan negatif dari warga ke Pemerintah Kota Jambi.
Apalagi, mereka para jukir-jukir liar itu kebanyakan dari mereka pun selain warga sekitar tentunya preman-preman yang diketahui bukan merupakan warga Kota Jambi. Jika pemda tidak segera menindaklanjuti nya, tentunya penurunan jumlah pelanggan dan pendapatan usaha menjadi masalah
Mestinya kehadiran pelaku UMKM di Kota Jambi ini harus didukung penuh oleh Pemerintah Kota Jambi. Dukungan ini bisa terlihat bagaimana Pemerintah bisa mengambil sikap dengan menjamurnya para jukir liar.
Sementara itu, persoalan jukir liar yang mulai marak di Kota Jambi juga jadi sorotan Ombudsman RI perwakilan Jambi. Kepala Ombudsman Jambi, Saiful Roswandi juga mengaku jika pengelolaan parkir di Kota Jambi saat ini sudah semakin Semrawut.
Banyaknya parkir-parkir liar di jalanan juga tentunya membuat keresahan oleh warga. Saiful juga menyebut jika Ombudsman kini mulai banyak menerima aduan soal jukir liar itu.
“Kalau pengelolaan parkir ini sudah tidak profesional, ya pastinya dapat mengakibatkan kebocoran Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Parkir semrawut ini bisa menyebabkan PAD bocor dan hanya dinikmati segelintir orang, lalu parkir liar juga buat masyarakat dirugikan,” terang Saiful.
Ia menyebut, bahwasanya masyarakat Kota Jambi sangat berhak menikmati infrastruktur jalan yang aman dan lancar. Penggunaan badan jalan untuk parkir yang tidak sesuai aturan merupakan bentuk perampasan hak publik dan itu wajib harus ditertibkan.
“Jadi kami minta Dishub Kota Jambi serta pihak terkait segera memperbaiki tata kelola perparkiran ini. Terutama buat masyarakat, mari aktif melakukan pengawasan dan melaporkan pelanggaran ini,” kata Saiful (fe)