Tanjabtim- Kondisi infrastruktur jalan di Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Tanjabtim) masih menjadi perhatian serius. Dari total lebih dari 1.100 KM jalan poros yang menjadi tanggung jawab Pemerintah Kabupaten, hanya 16 persen yang masuk dalam kategori mantap. Sementara itu, mayoritas atau sekitar 83 persen mengalami kerusakan dengan tingkat sedang hingga berat.
Hal ini diungkapkan oleh Kepala Dinas PUPR Tanjabtim, Dedy Novrianianika didampingi Kabid Bina Marga Susiana, dalam keterangannya di perkantoran Bukit Menderang Ibu kota Muara Sabak Jum’at (28/2/2025). Menurutnya, kerusakan jalan ini tersebar di tujuh kecamatan, yaitu Sadu, Nipah Panjang, Rantau Rasau, Mendahara Ilir, Mendahara Ulu, Kuala Jambi dan Sabak Timur.
Sebagian besar jalan yang mengalami kerusakan masih menggunakan material batu dan tanah merah, Untuk mencapai target kategori jalan mantap, penanganan yang dilakukan adalah dengan peningkatan jalan dengan lapis penutup atas aspal maupun rigid beton. “Jalan yang masuk kategori mantap umumnya sudah berlapis rigid beton atau Penanganan aspal full desain sesuai perencanaan yang mengacu pada spesifikasi teknis, Sementara jalan yang rusak sebagian besar masih berbahan dasar tanah merah dan batu, yang tidak tahan lama, terutama di musim hujan,” jelas Dedi .
Pentingnya Perbaikan Jalan untuk Kemajuan Daerah
Kondisi jalan yang rusak ini berdampak besar terhadap aktivitas masyarakat, terutama dalam sektor ekonomi dan mobilitas. Jalan yang tidak layak memperlambat distribusi hasil pertanian dan perikanan, yang menjadi sektor unggulan daerah. Selain itu, kondisi ini juga menghambat akses layanan kesehatan dan pendidikan bagi warga di pelosok.
Menanggapi hal tersebut, pemerhati kebijakan publik Tanjabtim, Ari S, menilai bahwa Pemda Tanjabtim di bawah kepemimpinan Bupati Dilla Hich – Muslimin Tanja harus segera menjadikan perbaikan jalan sebagai prioritas utama. “Pemda harus serius dalam mengalokasikan anggaran dan mencari sumber pendanaan tambahan. Salah satu solusi yang dapat diambil adalah menarik anggaran dari pemerintah pusat serta menggandeng pihak ketiga, seperti dana Corporate Social Responsibility (CSR) dari PetroChina atau dana kompensasi lainnya,” ujar Ari.
Menurutnya, jika Pemda dapat mengalokasikan perbaikan minimal 6 KM jalan per tahun dengan dukungan dana dari pihak ketiga, maka dalam jangka waktu 20 tahun, setidaknya 120 KM jalan bisa diperbaiki.
Peran PetroChina dan SKK Migas dalam Solusi Infrastruktur
Lebih lanjut, Ari mendorong Bupati Tanjabtim untuk menjalin komunikasi dengan PetroChina melalui SKK Migas agar program bantuan dari pihak ketiga bisa terealisasi lebih cepat. Mengingat PetroChina memiliki aktivitas eksplorasi dan produksi migas di wilayah tersebut, keterlibatan mereka dalam pembangunan infrastruktur dapat memberikan manfaat besar bagi masyarakat setempat. “Dengan adanya dukungan dari pihak ketiga, pemerintah tidak hanya bergantung pada APBD. Ini akan mempercepat proses perbaikan jalan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” tambahnya.
Masyarakat Tanjabtim berharap agar perbaikan jalan segera menjadi perhatian utama Pemda Tanjabtim. Dengan langkah nyata dan alokasi anggaran yang tepat, infrastruktur jalan di Tanjabtim dapat semakin membaik, mendukung pertumbuhan ekonomi, serta meningkatkan kualitas hidup warga.
Catatan DPRD: Sejauh Mana Kontribusi PetroChina?
Dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP), DPRD Kabupaten Tanjabtim juga menyoroti peran PetroChina dalam pembangunan infrastruktur. Salah satu pertanyaan yang muncul adalah sejauh mana kontribusi yang telah diberikan oleh perusahaan migas tersebut terhadap perbaikan jalan.
Beberapa proyek yang disorot antara lain:
Jalan poros menuju Geragai yang kerap banjir saat hujan, seharusnya dilakukan pembuatan drainase dan normalisasi.
Jalan penghubung Simpang Tuan menuju Geragai merupakan Jalan Provinsi Jambi yang dulunya dibangun dengan baik saat masih dikelola oleh Santafe, tetapi kini tidak mendapatkan perhatian dari PetroChina.
Jalan portal yang menghubungkan koridor menuju Kecamatan Muara Sabak Timur sampai Rantau Rasau juga merupakan Jalan Provinsi Jambi, yang tidak pernah tersentuh perbaikan meskipun dilalui oleh pipa milik PetroChina yang mengarah ke Sungai Batanghari dan berakhir di Desa Kuala Simbur Naik.
Pembangunan rigid beton sepanjang 6 KM dari Blok D Kecamatan Geragai menuju Kecamatan Mendahara ilir, yang mendapat apresiasi namun tetap diharapkan agar kontribusi pembangunan infrastruktur terus ditingkatkan.
Masyarakat dan DPRD Tanjabtim menegaskan bahwa infrastruktur jalan yang baik adalah kunci bagi pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, semua pihak, termasuk Pemda Tanjabtim dan perusahaan swasta, diharapkan dapat bekerja sama untuk mempercepat perbaikan jalan Kabupaten Tanjabtim ini.